Friday, November 4, 2011

konseling dan pengembangan diri terhadap anak malas belajar (behavioral)

assalamualaikum

actually this artikel i am summarizing from my task, the task is praktikum social work micro. my purpose is only to be share to everyone who concern and care about children and social work. frankly this articel real i got from research, as you know i have around 3 month to made it, perhaps this artikel can be usefull....

pendekatan micro merujuk pada berbagai keahlian socila worker untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh individu, keluarga dan kelompok. masalah sosial umumnya yang dihadapi berkenaan dengan problem psikologi, seperti stress, depresi, hambatan relasi, penyesuaian diri, kurang percaya diri, aliensi, kesepian, apatis, hingga ganguan mental. dua metode utama yang biasa diterapkan oleh social worker dalam setting micro adalah terapi perseorangan (case worker) konseling dan pengembangan diri, yang didalamnya melibatkan berbagai teknik penyembuhan atau terapi psikological seperti berpusat pada client (client center therapy), terapi prilaku (behavior therapy)


identity klien
Nama                              : mis X
Lama tinggal dipanti         : 2 tahun (2008-)
Tempat/tgl lahir                : sumedang 21 januari 2000 (10 tahun)
Sekolah                           : SD X, class 5 
Hobby                             : bermain dan jalan-jalan
Hambatan yang dialami    : kurang bisa belajar  dan memotivasi diri
Cita -cita                         : menjadi guru
Nama ibu                        : ibu esi
Pekerjaan                       : buruh
Nama ayah                     ; bapak esoh sumarso
Pekerjaan                       : buruh bangunan
Jumlah saudara               : 8 saudara(hendra, nia, irfan, erna, firman, ani,melly, fajri)

description problem
Klien adalah anak perempuan yang berumur 10 tahun, bersekolah di SD Canangan Desa X  dan baru duduk di klass 5. Secara singkat klien adalah anak yang rajin, mandiri, bersemagat dan juga mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan. Klien memiliki cita-cita ingin menjadi guru  suatu hari nanti. Ia juga memiliki hoby yaitu bermain voly dan berlatih pencak silat. Klien masih memiliki kedua orantua, ayahnya adalah seorang buruh bangunan yang bekerja di bandung dan biasanya ayahnya pulang kerumah seminggu sekali, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga biasa, ibunya bekerja sebagai buruh. Klien memiliki 8 saudara.

 Ia tinggal di Yayasan baru 2 tahun tepatnya pada tahun 2008, ia dikirim oleh orang tuanya karena keterbatasan ekonomi. Singkatnya klien tidak memiliki permasalahan yang berada di keluarga serta di dalam Yayasan sendiri. Tetapi klien mempunyai masalah pada dirinya sendiri yaitu kurangnya minat akan belajar (malas belajar) serta kurang memiliki  motivasi  belajar. Dari hasil assessment yang praktikan lakukan banyak sumber informasi mengatakan bahwa klien kurang bisa memanfaatkan waktu untuk belajar serta memotivasi diri. Prestasi belajarnyapun biasa-biasa saja. Padalahal menurut salah satu sumber, klien memiliki keungulan dari anak lain yaitu ia rajin, mandiri dan memiliki mental yang matang bila dibandingkan dengan anak seusianya.

the reason why to be intervention
Praktikan  melihat kepribadian klien yang baik dan rajin tetapi tidak diiringi dengan kemampuan belajar yang baik sehinga menyebabkan keungulan sikap personal  yang dimilikinya  tidak menunjang dirinya untuk mewujudkan menjadi seorang guru sesuai cita-citanya.

intervention case
Proses assessment praktikan dimulai pada taggal 6 oktober 2010 sampai tanggal 22 desember 2010, tepatnya di Yayasan XY di  Sayang desa Z tidak jauh dari kampus UNPAD. setelah melakukan assessment praktikan menyimpulakan bahwa klien sebenarnya adalah anak yang rajin dan patuh kepada orang tua, ia juga adalah anak yang mudah bersosialisasi. di lingkungan keluaraga klien adalah anak yang selau membantu orantua, serta ia tidak mempunyai masalah serius dengan kakak-kakaknya. Di pantipun ia adalah anak yang selalu rajin mengerjakan tugas piket panti serta selalu mengikuti kegitan panti. Menurut wali kelas di sekolah klien juga tidak memiliki masalah  dengan teman-temannya.

Hanya saja menurut dari berbagai sumber hasil assessment mengatakan. Bahwa, klien adalah anak yang malas akan belajar serta kurang bisa untuk memotivasi diri.  salah satu sumber yang didapatkan juga mengatakan klien sebenarnya rajin dan patuh serta memilki kematangan mental bila ia dibandingakan dengan anak se-umaran dengannya. Dari situlah praktikan melakukan intervensi kepada klien.

Dalam kesehariannya klien sangat jarang untuk belajar, klien biasa menghabiskan waktunya hanya untuk menonton tv dan bermain. Klien juga hanya melakukan belajar bila ada orang yang memotivasi atau keadan sedang terdesak. Prestasi klien juga bisa dibilang biasa-biasa saja. Menurut gurunya klien memang anak yang baik tapi dalam segi belajar klien dirasakan kurang cepat menerima pelajaran.padahal klien pernah bercerita suatu saat ia ingin menjadi seorang guru.

Masalah pada klien adalah pada behavioralnya, klien tahu dan sadar bahwa kesuksesan bisa diraih bila di dalam diri tertanam jiwa optimis dan giat akan belajar. Hanya saja klien terbawa sifat malas karena kurang diberi motivasi dan belum memiliki pandangan akan massa depan.

Klien dikirim keluarga kepanti dikarenakan kelaurga klien yang sulit akan perekonomiannya. Ayah klien hanyalah buruh bangunan yang berpenghasilan hanya Rp 250.000 per/minggu dan  harus menghidupi 8 orang anak. Sedangkan ibu klien adalah buruh rumah tangga yang biasa bekerja di rumah-rumah untuk jadi buruh bersih-bersih. Klien berada dipanti selama 2 tahun dimulai tahun 2008-sekarang. Rupanya sebelum klien tinggal dipanti kakaknya telah lebih dahulu tinggal dipanti. Tetapi, kakaknya memutuskan keluar untuk mencari pekerjaan.

Rumah klien berada tidak jauh dari panti hanya berjarak kira-kira 20 meter. Keadan rumah klien sangat sederhana, ukuran rumah klien hanya 5x5 meter, kepemilikan rumah adalah pribadi. Didalam rumah tidak terdapat barang-barang mewah. Hanya barang perabot rumah biasa. Dirumah tersebut terdapat 2 kepala keluarga selain bapak klien terdapat kakak klien yang sudah menikah dan masih tinggal dirumah orang tua. Kehidupan klien  sangat sederhana.  

plant of treatment
Setelah melakukan assessment praktikan menyimpulakan masalah yang dihadapi klien adalah rasa malas dan kurang bisa untuk memotivasi diri. Serta Masalah yang dihadapi klien bersal dari behavioral si klien. Maka langkah awal praktikan treatment sebagai berikut:

1) Token ekonomi 
Tujuan dilakukan adalah untuk melatih /menguatkan sifat giat belajar dan memotivasi klien. Dilakukan oleh peraktikan sebagai pembuat token ekonomi. Klien sebagai penerima treatment. Sedangkan pengawasan terhadap berjalannya token diserahkan kepada senior yang berada dip anti.dilaksanakan pada 12 desember 2010 di panti.

2) Contigency contracting
Tujuan dilakukan adalah untuk membiasakan klien unutk tidak sering menonton tv dan mengalihkan kegiatan lain yang lebih positip. Dilakukan oleh peraktikan sebagai pembuat contingency. Klien sebagai penerima treatment. Sedangkan pengawasan terhadap berjalannya contigency diserahkan kepada senior yang berada dipanti. dilaksanakan pada 12 desember 2010 di panti.

3) Behavioral motivation
Tujuan dilakukan adalah untuk memberikan motivasi kepada klien dengan bentuk video contoh orang suksess dan kata-kata inspirasi. Dilakukan oleh praktikan sebagai pembuat treatment. Klien sebagai penerima treatment. Dilaksanakan pada tanggal 20 desember 2010 di panti 

conclution and recommendation
Berdasarkan hasil dari praktikum, praktikan menyimpulkan klien adalah anak yang rajin dan patuh kepada orang tua. Tetapi, klien memiliki masalah dalam bidang pendidikan. Klien malas belajar dan tidak memiliki motivasi belajar. Bila dilihat masalah klien berada pada behavioralnya. Maka praktikan mengunakan tiga treatment token ekonomi, contingency contract, behavioral motivation, setelah treatment dilakukan treatment hasilnya menurut seniornya dipanti klien  mengalami sedikit perubahan. Klien mulai terbiasa belajar walupun hanya sebentar dank klien sekarang lebih memiliki motivasi dan percaya diri.

Dari apa yang terjadi dilapangan diharapkan pihak panti lebih membimbing , memotivasi, dan memfasilitasi klien dan anak-anak panti yang lain untuk lebih giat belajar. Kalau perlu pihak panti melakukan kerja sama dengan pihak universitas  untuk merekrut mahasiswa sebagai  tenaga volunter pengajar (guru). Yang tugasnya meberikan pelajaran tambahan diluar sekolah. Hal tersebut sangat menguntungkan kedua belah pihak. bagi mahasiswa hal tersebut berarti sebagai praktek lapangan sedangkan bagi anak-anak panti hal tersebut menjadi pelajaran tambahan mereka.

No comments:

Post a Comment