Wednesday, October 26, 2011

Gudang Selatan (my opinion)

assalamulaikum
well, this is all about gudang selatan bandung, honestly i am was have twice to observase the condition,then got impression about the situation. i thing has two side perpective, marginal and survive. hopeness this artikel could be reference to someone with concern of marginal.

suatu hal yang biasa, bila kita sejenak menegok sisi lain kota besar. dari hiruk pikuk aktivitas dan kesibukan setiap orang hulu hilir. kaum terpingirkan bisa dibilang ada di pingir-pingirnya. salah satunya yang menjadi pembahasan di artikel ini adalah kaum yang ada di gudang selatan bandung.di sana  merupakan tempat para pemulung/tuakng gerobak sampah  berdomisili,.



pemulung secara umum mungkin sudah banyak artikel yang membahas tentang itu dan masyarakat luas telah tau apa itu pemulung, secara umum mereka adalah kaum yang coba bertahan hidup dari ganasnya persaingan hidup di kota besar. mereka tidak mau di pangil pemulung mereka lebih suka di panggil tukang gerobak sampah. hal ini bisa dimaklumi, dikarenakan mereka bukan seperti pemulung lepas yang ada dijalan-jalan yang mengabil sampah dijalan-jalan, membawa karung. mereka mengatakan mereka lebih terorganisir dan tertip. apalagi mereka di bayar oleh RW yang mengunakan jasa mereka unutk mengambil sampah di perumahan-perumahan. secara singkat bisa dikatakan mereka legal dan pola kerjanya tertata.


menurut salah satu  sumber yang penulis wawancarahi, di gudang selatan ada sekitar 20-25 tukang pengambil sampah, dengan perkiraan 80% laki-laki dan 20% perempuan. dan jumlah gerobak sampah diperkirakan sekitar 15-17 buah. mereka biasanya mengambil sampah di waktu pagi hari dan di sore hari. di pagi dan sore  hari merupakan saat dimana masyarakat membuang sampahnya.

gudang selatan menjadi tempat berdomisili dan  tempat pengepul barang bekas berdiri sejak lama sekitar puluhan tahun yang lalu. bisa dikatakan peredaran uang dari hasil ini cukup bagus melihat existensinya yang telah lama ada.

secara aksess administrasi mereka legal, menerut sumber, rata-rata para tukang gerobak sampah disini memiliki KK dan KTP. serta memiliki kartu akses kesehatan. bisa diaktakan mereka telah berdaya secara adminsitrasi. kalau kita bandingkan dengan pumulung lepas, hal tersebut mungkin susah untuk di dapat, pemulung lepas biasanya tidak memiliki KTP dan secara adminstrasi untuk mendapatkan layanan publik menjadi sulit.

perpective marginal dan survive
marginal secara generall adalah suatu  yang  mengambarkan  jelek, bodoh, miskin. mungkin itulah yang ada di setiap perpective umum orang banyak. dak dapat dipungkiri kehidupan yang keras telah menjerumkan orang-orang yang tidak dapat bersaing dan akhirnya mereka harus memilih bertahan hidup dengan menempuh pekerjaan-pekerjaan yang sebenarnya tidak bisa dikatkan layak. 

bertahan dari hari-kehari dengan bisa cukup makan merukan hal yang bisa dikatakan cukup bagi mereka, tidak ada harapan mereka kecuali  bisa menyekolakan anak-anak mereka setingi mungkin agar kelak bisa meruabah nasib dan tidak menyikuti pekerjaan ini.

sudah selayaknya bagi kita harus bisa bersyukur apa yang telah kita dapatkan sekarang, mungkin advise klasik yang sering diulang-ulang."cobalah melihat ke bawah sebagai batu loncatan agar kita bisa melesat ke atas"

No comments:

Post a Comment