here you go, we meet agaain, i so glad if you are inavariably health and look good. alright this artikel it first thing about social welfare i ever wrote. so i must honest, this artikel obiviously my task in class children and social work. so why i didt it to share, i thing it good reference for soem people how concern about children. well let enjoy about this artikel.
marilah kita liat dulu apa itu children and social work dari difinisinya.
pekerja sosial profesional yang berkerja di pelayanan rana children and family dalam hubugan keluarga dan akan dalam menghadapi permasalahan, denga cara mendukung mereka dan bekerja sama. dan menemukan solusi untuk menyelesaikannya.(the children workforce development council CWDC)
Menurut penulis children and
social work Merupakan suatu bagian yang menjadi concern pekerja sosial, isue anak bukan menjadi hal yang baru
untuk di liat, pekerja sosial telah lama memperhatikan isue tersebut dan banyak
upaya unutk melakukannya. Kalu melihat dewasa ini, banyaknya anak-anak yang
mengalami masalah/disorentasi. Entah itu ketidaktauan orang tua dalam good
parenting, anak korban exploitasi, anak korban konflik/bencana,dll. Dan pada akhirnya menyebabkan anak tersebut
menjadi anak rawan.
mata kuliah ini memberikan penulis bagaimana memahami anak sebagi salah satu subjek dalam dinamika permasalahan sosial. Anak merupakan pilar penerus bangsa dan untuk menciptakan generasi yang baik. haruslah di tompang dengan anak –anak bangsa yang berkompetif dan berkapasitas. Peran pekerja sosial memberikan suat konseling berupa bagaiman cara memberikan pola asuh anak yang baik, serta memberikan advokasi terhadap anak-anak yang menjadi korban explositasi.
mata kuliah ini memberikan penulis bagaimana memahami anak sebagi salah satu subjek dalam dinamika permasalahan sosial. Anak merupakan pilar penerus bangsa dan untuk menciptakan generasi yang baik. haruslah di tompang dengan anak –anak bangsa yang berkompetif dan berkapasitas. Peran pekerja sosial memberikan suat konseling berupa bagaiman cara memberikan pola asuh anak yang baik, serta memberikan advokasi terhadap anak-anak yang menjadi korban explositasi.
Sesunguhnya setiap orang
terlahir istimewa, dan semua oranng tidaklah bodoh. Mungkin pemahaman tersbut
masih banyak yang belum tau, kalau pun tau ada orang masih belum percaya karena
tidak bisa membuktikannya. Hal inilah yang coba dipahami dalam mata kuliah ini,
“setipa manusia itu diciptkan unik”. Anak dapat berkembang dan memiliki
carekter yang baik haruslah, sejak dini di berikan pemahman dan pola asuh yang
baik dari orang tua.
Bila menegok di indonesia. Masalah
yang sering terjadi di anak indonesai adalah masih dekatnya dengan masalah
marginalitas. Anak indonesai sesungguhny masih kurang perhatian dan perlu
bimbingan lebih. Anak indonesia cenderung belum tersentuh apa itu good
parenting apa itu pendidkan. Mereka banyak berkutat denga beratnya hidup dan
tidak tau kapan hak mereka untuk bermain dan belajar bisa mereka dapatkan.
Tentunya dengan pemahaman penulis l akan mata kuliah ini, telah memebrikan suatu pencerahan dan
pengetahuan tentang anak. Dan masih banyak rupanya hal yang belum terealisasi
dan di gerakan untuk menciptkan anak-anak yang berpotensi baik di massa depan.
urgensi good parenting untuk kondisi di
Indonesia
1.
Menurut penulis urgensi dari good parenting
adalah orang tua sebagai pengasuh anak memiliki skill/pengetahuan bagaiman cara-cara
terbaik untuk mengasuh dan mengotimalkan anaknya. Dengan begitu orang tua dapat
memberikan bimbingan secara benar dan tidak memangkas hak-hak anak.
2. Dengan terciptanya good parenting maka akan
terciptanya pula anak-anak indonesia yang memiliki potensi/unggul yang dapat mengharupkan nama bangsa.
3. Dengan terciptanya good parenting maka angka
nak rawan di indonesia akan dapat diminimalizir.
4. Mungkin good parenting bisa di tuangakan
menjadi suatu kebijakan sosial dimana , pihak kementerian sosial dan kementrian
pendidkan berkerja sama untuk membuat suatu program mata pelajar tentang good parenting menjadi
suatu mata pelajaran yang diberikan sejak anak di usai dini, dan tentunya orang
tua si anak harus ikut serta dalam pelajran ini.
5. Secara umum orang tua di indonesia masih
belum mengetahui dan memahami apa itu good parenting. Kebiasan umum yang sering
dilakukan dan kultur yang salah dalam mendidik anak yang telah membudaya. Acapkali
kita temuai. Sebagai contoh : seorang bapak sering berpicara kasar di depan
anaknya, dengan proses alamiah sianak akan merekam semua ucapan bapaknya. Sehinga
jangan heran bila si anak mengikuti ayahnya berbicara kasar.
6. Dengan orang tua memahami good parenting bisa di minimalisir akan tercipnya anak rawan.
7. Good parenting bukan hanya soal teori-teori,
tapi juga bagaiman orang tua dapat menempatkan diri dengan si anak dan
merasakan apa yang anak rasakan. Contoh : di indonesia sering kali ada suatu
jargon “anak kecil tau apa sih”. Hal itulah yang sering kita temui. Padahal si
anak hanya ingin diperhatikan atau sekedar di dengarkan, tapi, belum ia mau di
apresiasi kita udah menjsunya kalu dia hanyalah anak kecil yang tidak tau apa-apa.
Pemahaman inilah yang sering terjadi.
8. Masih kita sering temui
di indonesia. Dimana orang tua sangat otoriter dengan anaknya. Si orang tua
hanya mau menang sendiri. Contoh : si orang tua adalah pemain sepakbola karena
si orang tuanya dulu adalah pemain hebat maka ia memaksakan anaknya untuk
berlatih.
urgensi permanency planning untuk kondisi di Indonesia
1.
Dengan permanency planning terciptanya suatu
systematic proces baik dimana ditunjukan agar terciptanya hubungan inten antara
anak dan orang tua/pengasuhnya. Sehinga dapat menciptakan pengoptimal tumbuh
kembang anak.
2.
Masih banyaknya kebiasaan dan kultur di
indonesia yang kurang begitu baik terhadap pola pengasuhan anak. Seperti,
karena itu pemahaman akan permanency palanning menjadi penting. Degan pihak
orang tua/pengasuh mengetahui konsep ini maka dapt meminimalizir terjadinya
anak yang berprilaku disorentatif ataupun menjadi anak rawan.
3. Anak yang berbudi baik, cerdas, bertanggung
jawab, dan disiplin bukan hanya karena faktor keturunan saja (diturunkan
melalui gen orangtuanya), kecerdasan dan kepribadian anak tersebut dipengaruhi
juga oleh lingkungan dan pola asuh orang tua. Tanpa ada rangsangan dari
lingkungan disekitarnya, maka anak tidak akan tumbuh dengan maksimal.
Maksudnya, anak yang terlahir dari kalangan orang-orang terhormat dan cerdas
belum tentu akan tumbuh menjadi anak yang cerdas dan berkepribadian baik
(terhormat) jika anak tersebut diasuh oleh orang yang tidak memiliki kemampuan
tersebut. Begitu juga anak yang terlahir dari kalangan orang yang suka mencuri
belum tentu anak tersebut menjadi seorang pencuri jika ia diasuh oleh orang
atau dibesarkan di dalam lingkungan yang orang-orangnya berkepribadian baik.
jadi, pentingnya akan pemahaman permanency planning bagi masyarakat indonesia
dapat memberikan pemahaman bahwa dukukan dan support intens dari orang terdekat
orang tua, menjadi penting untuk menjadikan anak tumbuh dan berkembang secara
baik dan optimal.
faktor-faktor yang menyebabkan anak tergolong menjadi anak rawan
1. Menurut penulisl kurangnya pengetahuan orang tua
mengenai pola asuh dan pendekatan yang baik terhadap tumbuh kembang anak,
menjadikan si anak berpotensi menjadi rawan. Dikarenakan, dengan orang tua yang
memilki pengetahuan tentang pola asuh dan perkembangan anak maka si orang tua
dapat mengoptimal potensi anak sehinga mencegah anak mejadi anak rawan.
2. 2.Menurut penulis konflik yang terjadi di suatu
negara menyebabkan anak berpotensi menjadi anak rawan. dikarenanakn, sangat
umum bila kita melihat suatu negara mengalami krisis konflik yang
berkepanjagaan, banyak anak yang mengalami depresi, ketakutan, hak-hak untuk
bermain dan belajar menjadi sirna dikarenkan setiap hari bersembunyi dari
hantaman konflik yangberkepanjangan.
3 3..Menurut penulis marginalitas merupakan salah
satu faktor yang dapat meyebabkan anak tergolong anak rawan. Karena situasi,
kondisi, dan tekanan-tekanan kultur maupun structur menyebabakan mereka belum
atau tidak terpenuhi hak-haknya, dan acapkali dilanggar hak-haknya.
4 4. Menurut penulis anak yang tidak memiliki orang
tua dan waktunya dihasbiskan dijalan menyebabkan anak tergolong anak rawan. Dikarenakan,
anak yang berjuang hidup sendiri dikerasnya jalanan dan tidak memiliki seorang
panutan hidup, dapat meyebabakan secara psikologis anak tercebut offensip dan
cenderung disasosiatip. Dengan beban hidup yang harus di pikul sendiri dan
seharusnya mereka menikmati hak-haknya bermain dan belajar. Menyebabakan anak –anak
tersbut menjadi anak yang berpotensi tergolong anak rawan.
5. Menurut penulis dikarenakan adanya
bencana/bencanan alam yang dasyat, dan kemudian si anak kehilangan keluarganya
dapat menyebabakan anak tersebut menjadi anak rawan. Anak yang menjadi korban
bencanan biasanya secara psikologi tergangu, kemudian mereka cenderung depresi
dan anti sosial. Karena hal tersebut bisa mengolongkan anak menjadi anak rawan.
Suyanto, Bagong. 2010. Masalah Sosial Anak. Jakarta. Kencanaa Prenada Media Group.
No comments:
Post a Comment