Thursday, October 20, 2011

children and social work

assalamualaikum 
here you go, we meet agaain, i so glad if you are inavariably health and look good. alright this artikel it first thing about social welfare i ever wrote. so i must honest, this artikel obiviously my task in class children and social work. so why i didt it to share, i thing it good reference for soem people how concern about children. well let enjoy about this artikel.

marilah kita liat dulu apa itu children and social work dari difinisinya.

pekerja sosial profesional yang berkerja di pelayanan rana children and family  dalam hubugan keluarga dan akan dalam menghadapi permasalahan, denga cara mendukung mereka dan bekerja sama. dan menemukan solusi untuk menyelesaikannya.(the children workforce development council CWDC)

   

Menurut penulis  children and social work Merupakan suatu bagian yang menjadi concern pekerja  sosial, isue anak bukan menjadi hal yang baru untuk di liat, pekerja sosial telah lama memperhatikan isue tersebut dan banyak upaya unutk melakukannya. Kalu melihat dewasa ini, banyaknya anak-anak yang mengalami masalah/disorentasi. Entah itu ketidaktauan orang tua dalam good parenting, anak korban exploitasi, anak korban konflik/bencana,dll.  Dan pada akhirnya menyebabkan anak tersebut menjadi anak rawan.

mata kuliah ini memberikan penulis bagaimana memahami anak sebagi salah satu subjek dalam dinamika permasalahan sosial.  Anak merupakan pilar penerus bangsa dan untuk menciptakan generasi yang baik. haruslah di tompang dengan anak –anak bangsa yang berkompetif dan berkapasitas. Peran pekerja sosial memberikan suat konseling berupa bagaiman cara memberikan pola asuh anak yang baik, serta memberikan advokasi terhadap anak-anak yang menjadi korban explositasi.

Sesunguhnya setiap orang terlahir istimewa, dan semua oranng tidaklah bodoh. Mungkin pemahaman tersbut masih banyak yang belum tau, kalau pun tau ada orang masih belum percaya karena tidak bisa membuktikannya. Hal inilah yang coba dipahami dalam mata kuliah ini, “setipa manusia itu diciptkan unik”. Anak dapat berkembang dan memiliki carekter yang baik haruslah, sejak dini di berikan pemahman dan pola asuh yang baik dari orang tua.

Bila menegok di indonesia. Masalah yang sering terjadi di anak indonesai adalah masih dekatnya dengan masalah marginalitas. Anak indonesai sesungguhny masih kurang perhatian dan perlu bimbingan lebih. Anak indonesia cenderung belum tersentuh apa itu good parenting apa itu pendidkan. Mereka banyak berkutat denga beratnya hidup dan tidak tau kapan hak mereka untuk bermain dan belajar bisa mereka dapatkan.

Tentunya dengan pemahaman penulis l  akan mata kuliah ini,  telah memebrikan suatu pencerahan dan pengetahuan tentang anak. Dan masih banyak rupanya hal yang belum terealisasi dan di gerakan untuk menciptkan anak-anak yang berpotensi baik di massa depan. 
urgensi good parenting untuk kondisi di  Indonesia 


1.     Menurut penulis  urgensi dari good parenting adalah  orang tua sebagai pengasuh anak  memiliki skill/pengetahuan bagaiman cara-cara terbaik untuk mengasuh dan mengotimalkan anaknya. Dengan begitu orang tua dapat memberikan bimbingan secara benar dan tidak memangkas hak-hak anak.

2.    Dengan terciptanya good parenting maka akan terciptanya pula anak-anak indonesia yang memiliki potensi/unggul  yang dapat mengharupkan nama bangsa.

 3. Dengan terciptanya good parenting maka angka nak rawan di indonesia akan dapat diminimalizir.

   4. Mungkin good parenting bisa di tuangakan menjadi suatu kebijakan sosial dimana , pihak kementerian sosial dan kementrian pendidkan berkerja sama untuk membuat suatu program  mata pelajar tentang good parenting menjadi suatu mata pelajaran yang diberikan sejak anak di usai dini, dan tentunya orang tua si anak harus ikut serta dalam pelajran ini.

5. Secara umum orang tua di indonesia masih belum mengetahui dan memahami apa itu good parenting. Kebiasan umum yang sering dilakukan dan kultur yang salah dalam mendidik anak yang telah membudaya. Acapkali kita temuai. Sebagai contoh : seorang bapak sering berpicara kasar di depan anaknya, dengan proses alamiah sianak akan merekam semua ucapan bapaknya. Sehinga jangan heran bila si anak mengikuti ayahnya berbicara kasar.

6. Dengan orang tua memahami good parenting  bisa di minimalisir akan tercipnya anak rawan.

7. Good parenting bukan hanya soal teori-teori, tapi juga bagaiman orang tua dapat menempatkan diri dengan si anak dan merasakan apa yang anak rasakan. Contoh : di indonesia sering kali ada suatu jargon “anak kecil tau apa sih”. Hal itulah yang sering kita temui. Padahal si anak hanya ingin diperhatikan atau sekedar di dengarkan, tapi, belum ia mau di apresiasi kita udah menjsunya kalu dia hanyalah anak kecil yang tidak tau apa-apa. Pemahaman inilah yang sering terjadi.


8. Masih kita sering temui di indonesia. Dimana orang tua sangat otoriter dengan anaknya. Si orang tua hanya mau menang sendiri. Contoh : si orang tua adalah pemain sepakbola karena si orang tuanya dulu adalah pemain hebat maka ia memaksakan anaknya untuk berlatih. 



urgensi permanency planning untuk kondisi di Indonesia 


1.     Dengan permanency planning terciptanya suatu systematic proces baik dimana ditunjukan agar terciptanya hubungan inten antara anak dan orang tua/pengasuhnya. Sehinga dapat menciptakan pengoptimal tumbuh kembang anak.

2.     Masih banyaknya kebiasaan dan kultur di indonesia yang kurang begitu baik terhadap pola pengasuhan anak. Seperti, karena itu pemahaman akan permanency palanning menjadi penting. Degan pihak orang tua/pengasuh mengetahui konsep ini maka dapt meminimalizir terjadinya anak yang berprilaku disorentatif ataupun menjadi anak rawan.

3.    Anak yang berbudi baik, cerdas, bertanggung jawab, dan disiplin bukan hanya karena faktor keturunan saja (diturunkan melalui gen orangtuanya), kecerdasan dan kepribadian anak tersebut dipengaruhi juga oleh lingkungan dan pola asuh orang tua. Tanpa ada rangsangan dari lingkungan disekitarnya, maka anak tidak akan tumbuh dengan maksimal. Maksudnya, anak yang terlahir dari kalangan orang-orang terhormat dan cerdas belum tentu akan tumbuh menjadi anak yang cerdas dan berkepribadian baik (terhormat) jika anak tersebut diasuh oleh orang yang tidak memiliki kemampuan tersebut. Begitu juga anak yang terlahir dari kalangan orang yang suka mencuri belum tentu anak tersebut menjadi seorang pencuri jika ia diasuh oleh orang atau dibesarkan di dalam lingkungan yang orang-orangnya berkepribadian baik. jadi, pentingnya akan pemahaman permanency planning bagi masyarakat indonesia dapat memberikan pemahaman bahwa dukukan dan support intens dari orang terdekat orang tua, menjadi penting untuk menjadikan anak tumbuh dan berkembang secara baik dan optimal.

faktor-faktor yang menyebabkan anak tergolong menjadi anak rawan 
     1. Menurut penulisl kurangnya pengetahuan orang tua mengenai pola asuh dan pendekatan yang baik terhadap tumbuh kembang anak, menjadikan si anak berpotensi menjadi rawan. Dikarenakan, dengan orang tua yang memilki pengetahuan tentang pola asuh dan perkembangan anak maka si orang tua dapat mengoptimal potensi anak sehinga mencegah anak mejadi anak rawan.

2.  2.Menurut penulis konflik yang terjadi di suatu negara menyebabkan anak berpotensi menjadi anak rawan. dikarenanakn, sangat umum bila kita melihat suatu negara mengalami krisis konflik yang berkepanjagaan, banyak anak yang mengalami depresi, ketakutan, hak-hak untuk bermain dan belajar menjadi sirna dikarenkan setiap hari bersembunyi dari hantaman konflik yangberkepanjangan.

3   3..Menurut penulis marginalitas merupakan salah satu faktor yang dapat meyebabkan anak tergolong anak rawan. Karena situasi, kondisi, dan tekanan-tekanan kultur maupun structur menyebabakan mereka belum atau tidak terpenuhi hak-haknya, dan acapkali dilanggar hak-haknya.

4    4. Menurut penulis  anak yang tidak memiliki orang tua dan waktunya dihasbiskan dijalan menyebabkan anak tergolong anak rawan. Dikarenakan, anak yang berjuang hidup sendiri dikerasnya jalanan dan tidak memiliki seorang panutan hidup, dapat meyebabakan secara psikologis anak tercebut offensip dan cenderung disasosiatip. Dengan beban hidup yang harus di pikul sendiri dan seharusnya mereka menikmati hak-haknya bermain dan belajar. Menyebabakan anak –anak tersbut menjadi anak yang berpotensi tergolong anak rawan.

        5. Menurut penulis  dikarenakan adanya bencana/bencanan alam yang dasyat, dan kemudian si anak kehilangan keluarganya dapat menyebabakan anak tersebut menjadi anak rawan. Anak yang menjadi korban bencanan biasanya secara psikologi tergangu, kemudian mereka cenderung depresi dan anti sosial. Karena hal tersebut bisa mengolongkan anak menjadi anak rawan.

Suyanto, Bagong. 2010. Masalah Sosial Anak. Jakarta. Kencanaa Prenada Media Group.

No comments:

Post a Comment